Friday, March 9, 2012

K-Virus

What is K-Virus? Do you guys know about that? Or should I tell you?

Ok, that is Korean Virus.

Now, do you understand what I mean?

Still no?

Ok, let me tell you more...

K-popers, K-freak, atau apapun sebutan lainnya itu adalah untuk para penggemar Korea yang dimulai dari drama serienya, film, sampai musiknya. Dan saya bukan salah satu dari mereka, tapi bukan berarti saya anti Korea, hanya biasa saja. Film atau serie Korea yang pertama kali saya tonton adalah 'Endless Love', yang dibintangi oleh Song Hye Kyo. Pasti pada tau dong serie ini. Cerita tentang seorang gadis yang menderita leukimia dan jatuh cinta dengan kakak angkatnya. Cerita yang mengharukan ini sangat populer pada saat itu. Beberapa lama setelah itu, serie berikutnya yang saya tonton adalah 'Full House', yang juga dibintangi Song Hye Kyo dan Rain. Film ini berbeda dari 'Endless Love', ceritanya lebih ringan, romantis, dan lucu atau disebut dengan romantic comedy. Namun saya tidak menonton full episodenya, hanya beberapa saja yang tayang di televisi.

Satu-satunya film Korea yang saya tonton adalah 'My Little Bride', yang dibintangi oleh Rae Won Kim dan Geun Yeong Mun. Film ini menceritakan seorang gadis kecil yang dijodohkan dengan lelaki dewasa (dan playboy) oleh kakek mereka. Film ini sangat menarik dan penuh dengan komedi. Film romantic comedy yang recommended juga nih. Ada beberapa serie lagi yang saya tonton namun agak lupa dengan judul dan ceritanya karena sudah cukup lama saya tonton heheUmm satu yang saya ingat judulnya yaitu 'A Love to Kill', tapi saya lupa ceritanya. Serie ini dibintangi oleh Rain.

Lanjuut lagi ke drama serie berikutnya yang saya tonton (dan yang saya ingat tentunya hehe), yaitu umm... 'Worlds Within'. Serie ini dibintangi Song Hye Kyo dan Hyun Bin. Serie ini saya tonton karena dimainkan oleh Song Hye Kyo, dia salah satu artis Korea yang saya suka, namun menurut saya ceritanya agak boring. Menceritakan tentang dua sutradara muda yang jatuh cinta, tapi juga bersaing dalam bisnis perfilman.


'Boys Before Flower' lah kemudian yang saya tonton. Wuih, tau kan serie adaptasi dari serie Taiwan 'Meteor Garden' ini sangat populer. Selain dibintangi oleh aktor-aktor Korea yang tampan (Lee Min Ho, Kim Hyun Joong, Kim Bum, dan Kim Joon), aktris yang imut (Koo Hye Sun), ceritanya juga sangat menarik. Menceritakan tentang 4 orang lelaki tampan yang kaya raya dan sombong, namun salah satunya jatuh cinta dengan gadis miskin. Serie ini sempat membuat saya jatuhhh cinta sama Lee Min Ho, tapi sayangnya hanya cinta monyet hihii.

Cinta monyet saya yang berikutnya adalah Hyun Bin. Kenapa? Karena 'Secret Garden' tentunya. Drama comedy ini sangat menghibur dan tentunya kehadiran Hyun Bin yang membuat saya semakin menggemari serie ini. Ceritanya juga unik, yaitu tentang seorang pria kaya yang tampan bertukar jiwa dengan seorang stuntwoman. Awalnya mereka sering berantem sampai akhirnya saling jatuh cinta. Mayoritas serie atau film Korea yang saya tonton adalah drama comedy atau romantic comedy, karena menurut saya genre cerita seperti itu yang menarik dari film Korea. Ringan, sweet, lucu, juga romantis. Pasti pada meleleh deh nontonnya, terutama untuk perempuan hehe.

Sampai saat itu tetap Korea masih biasa saja untuk saya. Memang selama ini saya lebih menyukai film-film atau serie barat atau Hollywood. Sampai-sampai di kampus, saya dan teman-teman bikin dua geng buat seru-seruan aja, yaitu geng Hollywood dan geng Asia. Yaa tentu saja saya masuk geng Hollywood. Geng Asia itu lah yang menggemari segala hal tentang Korea, dan juga sedikit tentang Jepang. Tapi salah satu teman saya, Aya, dari geng Asia senang sekali memberi virus ke kami geng Hollywood untuk menyukai Korea-koreaan. Awalnya mah, no no, tapi lama-lamaaa... umm apa yang terjadi?

Drama serie 'Heartstrings' lah akar permasalahannya. Serie tentang 2 orang yang awalnya bermusuhan dan akhirnya jatuh cinta ini dibintangi Jung Yong Hwa dan Park Shin Hye mulai membuat saya curious terhadap Korea. Kenapa? Seperti sebelum-sebelumnya, setelah menonton serie Korea saya jatuh cinta kepada karakter pemeran utama prianya, dan dalam serie ini yaitu Yong Hwa. Mulai lah cari tau tentang dia. Ternyata oh ternyata dia adalah vokalis band Korea CN Blue. Begitu tau, saya langsung deh BBM Aya untuk bertanya, dan seperti biasa dia langsung meracuni saya dengan memberitahu lagu-lagu CN Blue yang (katanya) harus saya dengar. Lagu-lagunya adalah Love dan Love Girl. Ok deh (dalam hati), boleh lah coba-coba dengar lagunya.

Yang pertama saya dengar dan tonton MV-nya adalah Love Girl. Umm... masih biasa saja tuh. Terus mulai liat Love, I'm a Loner, apa lagi yaa.. saya juga lupa. Pokoknya masih biasa aja, sampaiiii saya lihat versi kedua MV Love Girl. Astagah! 'Pingsan' lihat Yong Hwa. Mulai deh suka sama lagu Love Girl, didengerin terus lagunya. Lalu lalu mulai tau kalau Yong Hwa main serie lain, yaitu 'You're Beautiful' dan reality show 'We Got Married'. Tanya-tanya lagi deh ke Aya dan lagi-lagi dia mulai meracuni lagu-lagu CN Blue (karena Aya salah satu fan CN Blue atau Boice). Sudah bisa ditebak selanjutnya?

MV CN Blue 'Love Girl'


Lee Jong Hyun, Lee Jung Shin, Jung Yong Hwa, Kang Min Hyuk
Jung Yong Hwa
Lee Jong Hyun

Selain mulai mendengarkan lagu-lagu CN Blue, mulai download semua albumnya, dan nonton reality show 'We Got Married YongSeo Couple'. Yongseo couple adalah pasangan Yong Hwa dan Seo Hyun (salah satu personel SNSD). Sebutan lain mereka adalah Goguma couple, karena Seo Hyun sangat menyukai goguma (sweet potato atau ubi). Dari awal episodenya sudah membuat saya jatuh hati dengan pasangan ini, yaudah deh terus-terus nonton. Karena reality show ini pula lah saya mulai tau personel-personel CN Blue dan SNSD, menonton video-video mereka di youtube, dan membaca artikel-artikel tentang mereka. Selain itu, sekarang juga mulai jatuh cinta sama suara Jong Hyun (guitarist dan vocal CN Blue) aaahhh kan! Seperti yang saya duga, mulai diledek-ledeki sama teman-teman saya dari geng Asia zzzz. Tidak apa-apa deh. Mau gimana lagi, emang suka kok hehe. Oh iya, lagu CN Blue yang Love Light bagusss banget. Masih terngiang-ngiang nih di kuping hehe.

YongSeo Couple or Goguma Couple
SNSD or Girls Generation : Yuri, Taeyeon, Sooyoung, Yoona, Seohyun, Hyoyeon,Sunny
Jessica, Tiffany

Oke lah, saya mulai terserang virus Korea. Tapi saya masih awam banget nih soal Korea. Mungkin kalian para K-popers atau K-freak atau para Boice dan Sone (panggilan untuk fans SNSD) bisa membantu saya? Hehehe. Yah, K-Virus itu diam-diam menusuk hahaha! Umm... gimana yah nanti kelanjutannya? Apakah saya menjadi K-popers atau hanya sekedar ini saja? Hihii we'll see ;)

BEIJING adventure

10 Desember 2011 - 16 Desember 2011

Tanggal itulah tanggal yang saya dan teman-teman saya tunggu sejak awal bulan September 2011, yaitu The 2011 Professional Training Programme on Chinese Language Teaching Materials and Pedagogy from Hanban. Kami mendaftar di web jcpx.chinese.cn dan memilih Beijing Foreign Studies University atau Beijing Waiguoyu Daxue (北京外国语大学) untuk tempat kami training. Training ini khusus untuk para guru-guru mandarin di seluruh dunia. Biaya transport, penginapan, dan makan semua ditanggung. Kita hanya mengurus visa sendiri dan keperluan lain diluar urusan kampus selama disana. Bisa dibilang beasiswa. Kami sengaja memilih bulan Desember dengan harapan dapat bermain salju hihii. Yakk, setelah selesai mendaftar kami berdoaaa supaya terpilih menjadi peserta training. Bismillaaahhhh..

Email balasannya cukup lama yang membuat kami menunggu dan deg-degan huhuu. Tapi akhirnya satu persatu email datang dari mereka yang menyatakan kami ketrima, yeayy! Sampai akhirnya bulan Desember datang dan kami mulai mempersiapkan keperluan kami secara lebih matang, karena bulan-bulan sebelumnya kami hanya mempersiapkan sedikit (menyicil). Email tiket kami dari Hanban sampai umm.. kira-kira 5 atau 4 hari sebelum hari H. Kami berangkat tanggal 10 dini hari dan sampai Beijing tanggal 10 sekitar jam 9 - 10 pagi. Perjalanan kami memakan waktu sekitar 7 sampai 8 jam. Sebelum sampai Beijing, kami transit terlebih dahulu di Xiamen untuk pemeriksaan imigrasi.


Sesampainya di Beijing, kami semua agak kaget dengan perbedaan cuaca yang sangat jauh dibanding dengan Jakarta. Wuihhh, begitu turun dari pesawat langsung diserang angin dingin bbrrrrr. Antara kaget plus norak hihii maklum baru pertama kali merasakan winter. Begitu masuk bandara Beijing (Beijing Capital International Airport), kami langsung ke kamar mandi untuk mempersiapkan pakaian kami menghadapi cuaca Beijing hehe. Setelah itu, kami semua langsung mencari taksi dan menuju hotel kami, yaitu Hotel Vienna. Perjalanan dari bandara ke hotel cukup lama sekitar satu jam dan argo taksi kami 110 yuan. Saat itu saya satu taksi dengan Bonita, dan kami santai karena nantinya Hanban akan mengganti biaya taksi. Tapiiii karena kami buru-buru dan kurang teliti, bill taksi kami kurang. Seharusnya 110 yuan, tapi kami hanya menerima 12 yuan huhuu, jadi hanya 12 yuan uang yang diganti Hanban hikss.


Sebenernya training dari Hanban dimulai dari tanggal 11 - 17 Desember, dengan mulai aktif di kampus tanggal 12. Karena kami datang lebih cepat, maka kami punya waktu kosong 2 hari (tanggal 10 dan 11) yeyy!


Tanggal 10 Desember 2011


Hari ini kami sampai di hotel sekitar pukul 1 siang dan kami memutuskan untuk istirahat sebentar di hotel sambil makan pop mie yang kami bawa dari Indonesia. Saya satu kamar dengan Bonita. Setelah istirahat sebentar, saya, Bonita, Adel, dan Senda memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar hotel sambil berfoto-foto. Hotel kami bukan di pusat kota Beijing, sehingga tidak begitu ramai pertokoan. Hanya sedikit di pinggir jalan, seperti mini market, toko roti, toko pakaian, dan restoran kecil. Jalan sedikit lebih jauh baru dapat menemukan pertokoan yang isinya ada Carrefour, KFC, resto lainnya, dan toko elektronik. Selama perjalanan kami itu, Senda sempat membeli jajanan yang bentuknya seperti crepes tapi lebih tebal dan lembut yang isinya sayuran dan sosis. Ups, tapi hati-hati yaa. Penjual jajanan itu menyebut ada dua sosis, yaitu sosis babi dan ayam. Karena kami muslim, jadi kami memilih ayam. Saat itu kami tidak punya pikiran macam-macam karena terlalu excited dengan jajanan yang menggugah selera itu, rasanya pun enak. Tapi beberapa hari kemudian teman kami yang lain bilang kalau sosis yang kami makan itu sebenernya sosis babi, penjualnya bilang ayam agar kami mau membeli. Huahh! Setelah dipikir-pikir iya juga, sosis yang kami makan berwarna merah, mana ada sosis ayam warnanya merah. Dan bagaimana pun juga, pasti penggorengan yang ia pakai bekas menggoreng sosis babi, walaupun misalnya memang benar sosis yang kami makan ayam. Astaghfirullah! Setelah itu kami mulai berhati-hati dalam memilih makanan.


Beijing Capital International Airport


Hotel Vienna
Meli, Adel, Senda, Bonita, dan Saya






Tanggal 11 Desember 2011


Hari ini jadwal dari Hanban hanya registrasi dan belum mulai kegiatan training, karena peserta dari negara lain baru datang. Maka kami memutuskan untuk jalan-jalan ke Tian'anmen. Dari hotel kami naik subway sampai Tian'anmen. Harga subway disana hanya 2 yuan (sekitar 3.000 rupiah), jauh lebih murah dari di Singapura (3 dollar termasuk deposit, yaitu sekitar 21.000 rupiah). Kami turun di halte dekat Tian'anmen, walaupun setelah turun harus jalan dulu untuk sampai sana. Saat itu cuaca lebih dingin dari sebelumnya, padahal matahari sedang terik. Entah pakaian saya yang kurang tebal atau angin yang memang kencang, tangan saya seperti beku dan tidak kuat melanjutkan perjalanan dari Tian'anmen ke Gogong (Forbiden City). Akhirnya kami berempat (saya, Bon, Adel, dan Senda) memutuskan untuk jalan-jalan di pintu depan Tian'anmen saja, sedangkan teman-teman kami yang lain melanjutkan perjalanan menuju Gogong. Bukan hanya karena saya tidak kuat, tapi kami sudah janjian dengan teman Mama-nya Bon, yaitu Tante Firna (istri wakil dubes dari Indonesia untuk China) untuk menemani kami belanja maka kami tidak melanjutkan ke Gogong.


Setelah dijemput oleh Tante Firna, kami lanjut makan di kawasan sekitar Tian'anmen. Aduh! Saya lupa namanya apa, tapi disana suasananya enak sekali. Pertokoan yang didekor seperti China kuno. Nanti kalian bisa lihat foto yang saya upload. Kami makan di salah satu restoran yang menyajikan makanan khas China kuno dengan menggunakan metode Mongolian Hot Pot, yaitu menggunakan wok untuk merebus makanannya. Yah kalau di Jakarta seperti di Hanamasa yang kita masak makanan sendiri. Setelah kenyang, kami jalan-jalan sebentar untuk berfoto dan membeli kue.


Lalu kami melanjutkan perjalanan ke pertokoan Yashou, yaitu tempat perbelanjaan. Disana mulai lah kami berbelanja. Memang betul yang dibilang orang-orang kalau belanja di Beijing kita harus menawar gila-gilaan, bisa sampai 1/10 dari harga aslinya. Yah memang sih ada penjual yang marah nantinya, tapi tenang saja, kalau mereka marah-marah tapi tetap memanggil kita itu berarti ada peluang besar kita bisa dapat barang itu. Harus kuat mental hahaha. Saya saja bisa dapat tas murberry yang kualitasnya cukup bagus dan awet sampe sekarang dengan harga 100 yuan (sekitar 150.000 rupiah). Setelah berbelanja kami akhirnya pulang ke hotel, perjalanan yang amat melelahkan hari itu.


Hotel Vienna
Teman-teman dari D3 Bahasa Cina Universitas Indonesia


Tian'anmen
Saya, Bonita, Adel, Senda, dan Aya


Mongolian Hot Pot


Kawasan pertokoan dengan design China kuno di dekat Tian'anmen






Tanggal 12 Desember 2011


Hari ini hari pertama kami dari rangkaian acara training. Dimulai dari tour ke Changcheng (Great Wall). Kami bangun pagi sekali, karena bis berangkat pukul 8 pagi. Sebelum berangkat pihak Hanban telah menyediakan sarapan di restoran hotel setiap paginya untuk kami. Menunya dipenuhi dengan segala macam sayuran, bakpao, mantou, dan sedikit nasi atau mie. Yah, untuk mendapatkan nasi di Beijing sulit. Untungnya saya sudah terbiasa tanpa nasi, tapi kasihan Adel dan Senda yang harus makan nasi. Menurut saya, tipe makanan Beijing ada 2 macam, yaitu hambar dan kaya akan rempah-rempah. Maksudnya, makanan yang akan kalian temui kebanyakan kalau tidak hambar, yaa banyak rempah-rempahnya. Setiap pagi sarapan yang saya temui selalu sama, sampai akhirnya bosen. Namun kami tertolong karena saya dibekali serundeng dan abon dari Mama, sedangkan Adel dibekali "ebi" haha maksudnya kentang kering sama Mamanya. Yah kami menyebutnya "ebi", karena dipelopori Senda haha.


Perjalanan dari hotel ke Changcheng cukup panjang (sekitar 1 jam lebih). Karena sangat mengantuk, saya sempat tertidur di bis. Begitu sampai Changcheng, kami dikagetkan lagi oleh cuaca. Karena letak Changcheng yang di pegunungan, maka cuacanya sangat dingin dan berangin. Perjalanan dari turun bis sampai temboknya saja lumayan memakan tenaga. Begitu antri di depan pintu masuk Changcheng, saya sempat mimisan sedikit, jadi saya, Bon, dan Senda hanya naik beberapa tangga saja untuk berfoto, sedangkan teman-teman yang lain banyak yang sampai tinggi. Wuihh, gak kuat deh. Setelah perjalanan ke Changcheng, kami lanjut makan siang di salah satu restoran yang terkenal dengan Bebek Peking-nya. Seperti khas China, kami duduk di meja bundar dan makanan diletakkan di tengah-tengah meja yang berputar sehingga setiap orangnya dapat meraih setiap makanan dengan mudah. Menunya sangat banyak. Belum habis dimakan, menu lainnya datang, terus menerus begitu. Lucunya, nasi muncul terakhir setelah perut kita semua sudah full. Blah! Tapi yang tidak terlupakan yaitu Bebek Peking-nya enaaak banget. Sedikit lebih berminyak, tapi itu yang membuat bumbunya lebih terasa.


Rute berikutnya adalah ke Bird Nest atau lapangan bola yang design-nya seperti sangkar burung. Kami pikir kami akan masuk ke dalam lapangannya, tapi ternyata hanya jalan-jalan di luarnya saja. Tapi yah tetap seru kok hehe. Sekitar satu jam kami disana, lalu lanjut ke Silk Street yaitu pusat perbelanjaan untuk foreign tourist. Disana kami hanya dikasih waktu satu jam untuk berbelanja, mana cukup deh. Namun akhirnya Tante Firna datang menolong hihii. Tante Firna membantu kami berbelanja dan mengantarkan kami pulang ke hotel. Di Silk Street barang dan suasananya tidak terlalu beda dengan Yashou, namun memang lebih menarik dibanding Yashou. Dan yang perlu diingat kalau di Silk Street harus lebih berani lagi nawarnya karena disini pusat perbelanjaan untuk turis asing, sehingga harganya naik lebih tinggi lagi.


Restoran Bebek Peking


Changcheng (Great Wall)




Bird Nest






Tanggal 13 Desember 2011


Hari ini adalah hari pertama kami datang ke kampus BFSU. Pagi itu lebih dingin dari sebelumnya, ditambah dengan cuaca yang berembun semakin menambah dingin cuaca. Kami masuk ke dalam ruang auditorium dan berharap heater dapat menghangatkan kami, tapi ternyata tidak cukup hangat sehingga kami masih memakai coat di dalam ruangan. Selain ada seminar di auditorium, kami juga mengikuti acara foto bersama dengan seluruh peserta, dosen, dan volunteer. Hari ini kami selesai acara sekitar pukul 6 sore.


Lalu hari itu ada beberapa teman kami dari Universitas Binus ingin pergi ke daerah Xidan yang katanya terdapat pusat perbelanjaan juga, maka kami berempat (saya, Bon, Adel, dan Senda) yang selalu kemana-mana bersama hehe memutuskan untuk ikut ke Xidan. Dari kampus kami naik subway kesana. Karena baru pertama kali jadi kami sempat bertanya-tanya kepada masyarakat sekitar dimana Xidan itu. Perjalanan yang cukup panjang dan dengan cuaca yang dingin akhirnya kami sampai di Xidan. Disana kami berempat memutuskan untuk berpisah dengan rombongan dari Binus.


Di Xidan terdapat pohon natal yang sangat besar di depan salah satu gedung pertokoan, bagus banget. Jalan sedikit lagi dan kami menemukan toko-toko baju, tas, sepatu, perhiasan, dan yang menarik perhatian kami adalah jajanan-jajanan di pinggir jalan yang cukup banyak. Kebetulan saat itu kami belum makan, akhirnya kami beli salah satu jajanan disana. Saya dan Bon membeli sate-satean yang sepertinya terbuat dari sosis dan diberi bubuk cabe. Setelah itu, kami memasuki salah satu gedung pertokoan dan terkagum-kagum dengan barang-barang disana. Sumpah semuanya lucu-lucu, dari baju, sepatu, pernak-pernik, apapun ada disana. Harga barang-barang disana tidak semahal di Yashou dan Silk Street karena disana bukan tempat turis asing berbelanja. Hal pertama yang menarik perhatian kami adalah kuteks Opi yah Opi-opian tentunya, tapiii lucu-lucu dan banyak warnanya. Murah lagi, satu kuteks harganya 7,5 yuan atau sekitar 11ribuan. Harganya bisa berubah tergantung kalian menawarnya. Tapi yang disesalkan toko disana tutup jam 8 malam, jadi kami cuma sempat belanja sedikit. Tempat ini sangat menarik perhatian saya. Kalau kalian ke Beijing dan ingin berbelanja, coba sempatkan kesini. Dijamin nggak nyesel deh. Disekitarnya juga banyak jajanan-jajanan yang menggugah selera. Jarang ada turis disini, sehingga membuat suasana benar-benar China hehe.


Ruang Auditorium


Di samping kantin BFSU


Di daerah Xidan






Tanggal 14 Desember 2011


Hari ini mulai lagi pelajaran di auditorium, tapi pikiran kami ingin kembali ke Xidan. Adel dan Senda ingin ke mall di Xidan untuk mencari parfum, sedangkan saya ingin ke pertokoan yang hari sebelumnya kami datangi untuk berbelanja lebih banyak, dan Bon yang tadinya bingung akhirnya memutuskan ikut saya. Sayangnya hari ini pelajaran cukup padat yang menyebabkan kami tidak memiliki waktu kosong, sehingga kami memutuskan untuk bolos kelas dan kembali lagi nanti malam.


Pada jam makan siang, kami langsung ciao. Sebelum ke Xidan, kami sempat kembali ke hotel terlebih dahulu untuk mengganti coat yang lebih tebal karena cuaca hari itu lebih dingin lagi dari sebelumnya. Kalau tidak salah, hari itu suhu mencapai -8 derajat celcius. Di Xidan saya dan Bonita berkeliling di dalam pertokoan dan kami ngilerrrrr sama barang-barang disana. Sayangnya yang banyak dijual coat dan pakaian dingin lainnya huhuu tidak cocok untuk cuaca di Jakarta. Setelah berkeliling, kami berhasil membeli beberapa barang untuk kami sendiri dan oleh-oleh untuk orang Jakarta. Di tempat ini memang tidak dijual banyak souvenir, sehingga kalian yang ingin mencari souvenir khas China yaa sebaiknya ke Yashou atau Silk Street. Tapi tetap tempat ini wajib kalian kunjungi baik wanita atau pria.


Setelah selesai belanja, kami kembali ke kampus pada saat makan malam. Sempat deg-degan karena katanya saat diabsen tadi kami tidak ada huaaa, namun untungnya sampai di kelas semua baik-baik saja. Hari itu kami selesai kami cukup malam umm sekitar jam 9.


Tanggal 15 Desember 2011


Pagi ini kami berencana ke pos China untuk mengirim buku-buku yang kami dapat dari Hanban. Bukunya banyaaak banget, sekitar 10kg buku satu orang. Malam sebelumnya kami sudah mengepak buku-buku tersebut dalam kardus yang telah kami beli jauh-jauh di Xidan. Oh iya, ini juga kenangan tak terlupakan. Kami berempat membeli 3 kardus besar di salah satu mini market di halte subway dekat Xidan. Kami membawa 3 kardus yang cukup rombeng itu pulang ke hotel dengan subway. Sepanjang perjalanan kami membawa kardus dilihatin orang-orang, maluuuu banget hahaha! Lalu kami berempat, sepasang pengantin baru (Meli dan Tiko), Rancu, dan Osha bersama-sama ke pos China naik taksi. Sesampainya disana, buku yang telah kami pak di kardus ternyata dibongkar lagi dan diganti dengan kardus lain oleh pihak pos. Astaga! Tau gitu nggak usah repot-repot beli kardus huh! Buku kami berempat totalnya 40-an kg dan biayanya sekitar 800 yuan.


Setelah selesai, kami kembali ke kampus. Kecuali Osha dan Rancu, karena tidak enak badan maka mereka kembali lagi ke hotel. Sesampainya di kampus kami dapat tugas yang banyaaaak dan deadline-nya malam itu juga. Tugas kelompok yaitu membuat slide show yang terdiri dari 30 halaman dan rencana pembelajaran, serta tugas masing-masing yaitu membuat karangan pengalaman selama training. Slide show dan rencana pembelajaran itu sebenarnya untuk presentasi esok harinya, namun karena tanggal 16 kami harus kembali ke Jakarta maka tugas tersebut harus selesai malam itu juga.


Kami berempat satu kelompok dan benar-benar bekerja keras untuk menyelesaikan tugas tersebut. Setelah buru-buru menyelesaikannya kami kembali ke hotel pukul 9 malam. Sebelum kembali ke hotel kami berbelanja sebentar di mini market dekat hotel. Mini market ini sering kami kunjungi untuk membeli makanan kecil.


Di depan kampus BFSU (Beijing Foreign Studies University atau Beijing Waiguoyu Daxue 北京外国语大学)








Tanggal 16 Desember 2011


Hari ini hari kami pulang ke Jakarta. Flight kami pukul 3 sore, tapi kami berangkat dari hotel sekitar jam 11 pagi. Sebelum ke airport, kami diberi sedikit kenangan dari Hanban, yaitu foto, sertifikat, dan perangko. Sedih harus pulang, karena 7 hari di Beijing dirasa kurang oleh kami, namun senang kembali ke tanah air hehe. Kenangan kami bersama-sama disini sangat tidak terlupakan. Dari tidur bareng berempat, mengeluh soal makanan (terutama Adel hehe), petualangan yang melelahkan, dan semua-semuanya. Sangat seruuuuu! Walaupun kami tidak sempat merasakan salju karena tanpa diduga saat kami disana salju sedang tidak turun. Namun tetap sangat menyenangkan! Dan ingin balik lagi suatu saat nanti. Aamiin :)


Bye Beijing. See you later hihii..