Sunday, May 24, 2009

Di Depan Mata

Setiap orang pasti mempunyai sosok yang mereka idolakan. Selebritis, anak band, olahragawan, tokoh sejarah, tokoh politik, dari lokal maupun internasional. Dan jika secara sengaja maupun tidak sengaja bertemu seseorang yang mereka idolakan, mereka pasti akan girang bukan main dan akan melakukan apapun untuk menyapa dan mengabadikan pertemuan mereka. Entah meminta tanda tangan si idola atau meminta si idola untuk berfoto bareng, atau mungkin kalian memiliki cara lain untuk mengabadikannya? Ya, apapun dan bagaimana pun caranya tidaklah penting, yang penting pertemuan itu telah diabadikan. Tapi, bagaimana jika pertemuan tersebut tidak sempat diabadikan karena kebodohan kalian sendiri? Menyesal sampai marah-marah kah? Atau menyesal sampai menangis meraung-raung? Hmm, pasti amat sangat menyedihkan. Dan itulah yang terjadi pada SAYA :( ..
Pada hari sabtu 23 Mei 2009 kemarin, saya sedang bermalam mingguan bersama pacar di PIM (Pondok Indah Mall). Kami kesana untuk menonton film Night at The Museum 2. Kami sampai PIM kira-kira jam 2 siang dan karena 21 penuh akhirnya kami kedapetan nonton jam 7 malam. Yasuw akhirnya kami ngabuburit dengan keliling-keliling PIM 1 dan PIM 2. Sewaktu lagi jalan-jalan di PIM 2 lantai 3 saya dan pacar sedang asik berjalan sambil ngobrol-ngobrol dan tiba-tiba, begitu kami sampai di depan eskalator jrreeeeeeennggg mata saya memandang sesosok pria tampan yang sudah sangat tidak asing bagi hidup saya, Vino G. Bastian. Pria yang telah menjadi idola saya sejak beberapa tahun yang lalu itu ada di depan mata saya. Tapi entah kenapa, dua kaki bodoh ini bukannya melangkah maju tapi justru muter balik ke belakang. Sampai pacar bingung melihat reaksi bodoh saya ini. Lalu pacar saya dengan cepat menyuruh saya untuk mengejar Vino dan memintanya buat foto bareng. Akhirnya kami mengikuti dia turun dengan eskalator. Saat itu Vino sedang jalan berdua dengan seorang perempuan, mungkin pacarnya mungkin juga temannya. Karena mereka sama sekali nggak terlihat seperti orang pacaran. Yahh bodo amatlah mereka pacaran atau nggak, toh kan saya cuma pengen foto bareng.
Sampai di lantai 2 Vino dan perempuan itu masuk ke dalam salah satu toko, yaitu toko Mooks. Pacar saya bilang kalau kami masuk ke toko itu dan meminta Vino untuk foto bareng di dalam sana. Tapi saat itu nggak tau kenapa saya maluu banget karena di depan toko itu sedang ramai orang dan saya nggak berani masuk kesana lalu memilih melewati toko itu untuk menunggu Vino di depan. Nggak lama Vino dan perempuan itu keluar dan berjalan cepat menuju eskalator. Karena kaget saya tertinggal jauh di belakang mereka. Sewaktu saya berada di eskalator ,Vino sedang berjalan menuju eskalator berikutnya. Saat itu Vino sempat menoleh ke atas dan melirik pada saya seakan tau kalau dia sedang diikuti. Hal itu yang semakin membuat saya malu dan mengurungkan niat untuk terus mengikutinya. Akhirnya begitu sampai lantai 1 saya berhenti mengejar dia dan memilih untuk memandanginya menuruni eskalator.
Dengan wajah termenung campur sedih campur nyesel campur ayam telor ikan hhuuaaaa saya terus memandanginya sampai dia hilang. Saking keselnya saya berteriak di samping pacar, tapi nggak kenceng banget kok teriaknya. Sediihh banget. Tiba-tiba air mata saya menetes hiks. :'( Pacar sampai bingung melihat saya, lalu dia menghibur dan mengajak saya makan di Solaria food court PIM 2. Karena kesalnya begitu duduk di Solaria saya menangis lagi. Air mata berasa penuh banget sampai saya nggak sanggup buat menampungnya. Sekian lama saya menunggu pertemuan itu, sampai pernah berkoar-koar kalau ketemu nggak mau tau harus foto tapi... apa yang terjadi sekarang. Orangnya sudah ada di depan mata, tapi malah nggak bisa berbuat apa-apa hanya karena satu kata MALU. Damn!
Vino G. Bastian, pria yang mulai saya sukai sejak perannya dalam film CAS (Catatan Akhir Sekolah) pada tahun 2005 kalau tidak salah. Sejak itu saya sangat mengidolakannya dan menonton setiap filmnya. Setiap perannya di film-film itu membuat saya semakin mengidolakannya. Tuhaaan, dia sempurna sekali. Kenapa? Kenapa saya bodoh sekali? Hhuhuhuhu.. Ada yang bilang kesempatan nggak akan datang dua kali. Tapi saya yakin dan memang harus yakin kalau kesempatan itu akan datang lagi. Semoga memang benar-benar akan datang. Dan jika hari itu datang lagi, saya tidak mau menyia-nyiakannya lagi. Sudah cukup penyesalan itu terjadi, tidak akan mau terjadi lagi.

Friday, May 8, 2009

The Master

Joe vs Limbad

Hhahahaha aneh tapi gw emang lagi suka bgt nih sm acara yg satu ini. Kmrn br aja selesai duel inagurasi Joe vs Limbad, antara mentalist magician vs fakir magician (bener g tuh nulisnya?!), kekuatan otak vs kekuatan otot. Gw pribadi lebih suka sm Joe Sandy, dia g cm bisa sulap tapi juga pintar. Dia bisa ngitung angka-angka dgn cepat dan tepat hmm.
Duel inagurasi 8 Mei 2009 kmrn heboh bgt. Dibuka dgn kolaborasi superhero Dedi Corbuzeir dan Limbad, mereka berdua berusaha nyelametin Vj Marisa dari sel yang udah dipasang bom waktu. Dedi Corbuzeir lari-larian dan nyetir motor dgn mata tertutup, sedangkan Limbad bisa dengan kuat dan cepatnya matahin rantai-rantai yg ngiket bdnnya, dorong mobil pake kepala dan mencari kunci sel diantara pacahan kaca ckckck. Gw akui aksi mereka hebat bgt. Setelah itu gw jadi penasaran gimana aksi Joe dan Romy Rafael. Tapi ternyata aksi mereka berdua g sebagus aksi Dedi dan Limbad. Seperti biasa Romy menghipnotis penonton dan akhirnya Joe menghitung angka-angka dengan cepat. Walaupun akhirnya memang luar biasa, karena hasil angka yang dihitung Joe telah diprediksikan sebelomnya olehnya dan ditulis di koran SINDO tgl. 8 Mei 2009 hal.41. Tapi cara mereka menyampaikannya kurang bagus.
Lanjut lagi dengan aksi Romy Rafael dan Limbad. Aksi ini lebih bagus dari aksi Romy dan Joe. Tentunya karena aksi keras Limbad yang membengkokan besi pake tangan, gigi, dan kepala, dan juga aksi Romy yang menusukkan jarum ke penonton perempuan yang udah dihipnotisnya. Hmm bikin orang takut ngeliatnya. Dan aksi terakhir adalah aksi Joe dan Dedi Corbuzeir. Aksi mereka ini bikin jantung setiap orang deg-degan, khususnya bagi pendukung Joe. Kenapa? Karena Joe sebelomnya sama sekali g tau dia akan bermain apa. Dedi memberikan tantangan dengan bermain catur hanya memakai kuda. Mereka berdua harus bekerjasama melewati kotak-kotak catur yang sudah diisi dengan huruf dan angka sampai habis tanpa melewati kotak yang sudah dilewati sebelomnya, yang bikin tambah deg-degan mereka bermain tanpa melihat. Joe diberi kesempatan untuk mengamati dan men-topografic memory papan catur dalam waktu 1 menit. Tanpa disangka, mereka berhasil.
Aksi Joe yang terakhir ini membuat semua yang menonton kagum. Jadi g heran kalo Joe yang memenangkan duel ini. Bahkan Dedi sendiri sudah mengakuinya. Hmm selamat deh buat Joe Sandy!